Aku seorang pria muda lajang yang baru berumur 23 tahun, namaku Septi, aku bekerja pada suatu perusahaan yang cukup terkenal di kotaku. Aku lulusan dari salah satu Universitas yang berada di Bandung, dan telah mendapatkan gelar diploma III. Hari ini aku di panggil oleh atasanku untuk datang ke perusahaan tepat pukul 11.00. Sesuatu hal yang tidak pernah terpikirkan di hari Mingguku yang seharusnya menjadi hari yang tenang dan hari untuk beristirahat.
Selesai membasuh badan dan bersiap-siap, aku pun langsung berangkat dan melacu mobilku dengan kecepatan yang cukup untuk menjadi sasaran razia polisi lalu lintas. Jalanan yang ramai tidak menjadi hambatan untukku, walau terdengar bunyi banyak klakson, tapi aku tetap melacu mobilku dan menutup jalan untuk kendaraan roda dua.
"Karena hari Minggu, tak ada satu pun polisi lalu lintas yang menjaga jalan raya", pikirku.
Ternyata benar tak ada satu pun polisi yang berjaga, sehingga aku dapat mencapai perusahaan tepat waktu. Aku pun segera memasuki lobby perusahaan dan berlari mengejar lift yang hendak tertutup. Aku segera ke tempat yang di janjikan dengan atasanku yang berada di lantai 14. Sesampainya di lantai 14, aku segera memasuki ruangan yang telah di tentukan. Kosong! "Apa maksudnya ini, aku sudah datang kemari secepatnya dan ternyata belum ada yang datang seorang pun kemari", gumamku. Tiba-tiba ada seseorang yang memanggilku dari belakang, dan ketika aku menengok ternyata yang memanggilku adalah seorang wanita yang anggun, cukup cantik, dan memakai pakaian yang rapih. Dialah atasanku, aku pun dengan cepat membalik badanku dan menghampirinya untuk bertanya dan sedikit berkomentar. "Maaf Bu, apa maksudnya ini, kenapa Ibu memanggil saya akan tetapi di dalam ruangan yang akan di jadikan rapat belum ada seorang pun yang datang", tanyaku.
"Loh ko, kenapa kamu menyalahkan saya, tadi pagi jam 8 lewat saya mencoba untuk menghubungi ponselmu, dan barusan saya pun menghubunginya lagi tapi tidak kamu angkat sekalipun, saya mencoba memberitahumu bahwa meeting hari ini di batalkan", jawabnya. Aku ingat, ponselku masih dalam keadaan silent alias tidak ku deringkan suaranya, dan aku pun lupa karena telah menyimpan ponselku di tempat tidur tepatnya di bawah bantal, tanpa sempat menyentuhnya sedikit pun karena aku tadi sedang terburu-buru di kejar waktu.
Akhirnya aku meminta maaf kepada atasanku, dan untungnya dia memaafkanku. Sungguh wanita cantik berhati bidadari. Aku pun meminta maaf lagi padanya dan mengucapkan kata pamit. Memasuki lift aku pun segera menekan tombol yang mengarah ke lobby. Sesampainya di lobby aku pun menghela nafas panjang dan mulai mengawali hariku kembali dengan senyuman.
penulis : Alfian (http://www.facebook.com/IntanDelimaKamanjaya
0 komentar:
Posting Komentar