Waktu kita kecil, orangtua kita seringkali mengajarkan kita
untuk bercita-cita yang tinggi. Banyak orang menanyakan pada kita , “cita-cita
kamu mau jadi apa?” , dan kita akan dengan lantang menjawab Polisi, Pramugari,
Dokter, Insinyur, Pilot, Astronot, dll. Setelah menanyakan hal tersebut, mereka
akan mengatakan pada kita “Belajar yang bener ya supaya bisa tercapai” sambil
tersenyum seakan menyemangati.
Senin, 24 Maret 2014
Mahasiswa atau Anak SD
Saya suka agak bingung sama teman saya yang ketika kita
membicarakan hal-hal umum seperti hugo chaves, dia bertanya ‘Hugo Chaves itu
siapa?’. Padahal kematian mantan presiden Venezuela itu sempat menjadi berita
besar.
Karena Tuhan Maha Tahu !
Waktu Tuhan bukan waktu kita
Jangan sesali keadaannya
Untuk semua pada waktu Tuhan
Tetap setia mengandalkanNya
Jangan sesali keadaannya
Untuk semua pada waktu Tuhan
Tetap setia mengandalkanNya
Saat mendengar bait pertama lagu ini, tubuh saya merinding.
Tiba-tiba saya berpikir, betapa sering manusia bersikap egois, sok tahu, dan
sok mampu. Membuat rencana hidup , bulan ini harus lulus, hari Kamis tugas udah
kumpul. Tahun depan sudah dapet kerja, kemudian ketika semua tidak sesuai
dengan kehendak kita, kita kecewa. Rasanya seperti naik kelantai 30 terus di
dorong sampai jatuh ke lantai 1. Sakiiit.. sakiit.. sakiit.
SERAFINA - Yasha Nomiva
Buku SERAFINA ini sangat menarik. Saat membaca halaman pertamanya, setiap kata demi katanya membuat saya ketagihan untuk terus membaca dan membuka halaman-halaman selanjutnya sampai halaman terakhir.
Buku ini memberi pelajaran tentang kehidupan untuk saya. Dimana ternyata diluar sana banyak orang yang ternyata memiliki masalah-masalah yang unik yang mungkin sebenernya kita tahu, tapi kita tak pernah peduli pada mereka.
Buku ini seperti menasihati saya untuk lebih peduli lagi terhadap orang-orang disekitar saya, untuk lebih care lagi pada keadaan sekitar saya.
Selain itu, buku ini seakan mengingatkan saya untuk membuat karya tentang Tuhan.
Ah, luar biasa sekali buku ini. Walalu tipis tapi mengeluarkan sihir yang besar.
SERAFINA ini ditulis oleh teman saya bernama Yasha Nomiva . Seorang mahasiswi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas padjajaran.
Ia suka menulis.
Ia suka mengikuti kegiatan sosial.
Ia sangat peduli terhadap keadaan sekitarnya.
Di dalam buku SERAFINA ini Yasha menuliskan pengalaman-pengalaman uniknya dengan sekitarnya , dan bersama Tuhan.
Terimakasih Yasha, teruslah berkarya untuk Tuhan!
Minggu, 23 Maret 2014
Berserah, dan Selalu Berserah !
Hari ini, 23 Maret 2014 , hari saya akhirnya memutuskan
untuk segera mengajukan diri menjadi pelayan Tuhan di gereja Tiberias Bekasi
Cyber Park.
Saya ingin lebih lagi mendekatkan diri kepada Tuhan karena
Tuhan sudah banyak berkarya bagi hidup saya.
Betapa luar biasanya Tuhan membentuk saya, membuat saya
mengerti akan suatu hal hari ini, bahwa sekalipun masalah bertubi-tubi
menghampiri saya, menghambat jalan saya, saya tidak menghadapinya sendiri, saya
punya Tuhan yang selalu bersama saya.
Pengertian ini saya dapatkan dari sebuah lirik lagu yang
hari ini kami nyanyikan di gereja, yang berjudul
Tuhan Tidak Pernah Gagal.
Engkau
yang lebih tahu
cara untuk membuka jalanku
Engkau yang lebih mengerti
cara untuk menolong hidupku
cara untuk membuka jalanku
Engkau yang lebih mengerti
cara untuk menolong hidupku
Ku
percaya Kau Tuhan yang tak pernah gagal
menjadikanku lebih dari pemenang
Ku percaya Kau Tuhan yang tak pernah lalai
menepati janji janji-Mu
menjadikanku lebih dari pemenang
Ku percaya Kau Tuhan yang tak pernah lalai
menepati janji janji-Mu
Ah, iya! Tuhan tak pernah gagal , Tuhan tak pernah
mengingkari janjinya! Bukankah dalam ayat 2
Tawarikh 16 : 5 dibilang “Tetapi
kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi
usahamu”. Artinya, jika kita mau berusaha dan selalu mengandalkan Tuhan,
segala usaha kita tidak akan sia-sia. Jika kita mau pasrah pada Tuhan, Tuhan
akan membentuk kita, dan menjadikan kita lebih dari pemenang!
Pengertian ini membuat saya menyesal pernah putus asa,
sering mengeluh, dan pernah hampir menyerah. Seharusnya saya tidak melakukan
tiga hal itu, tapi berserah, berserah, dan selalu berserah kepada Tuhan!
Minggu, 16 Maret 2014
Ardi, Bijak Dalam Banyak Hal Kecuali Tentang Cinta.
‘Suatu hari nanti, kalo gue sukses , lo harus nulis buku tentang gue’.
Ah, itu kata-kata dari seorang temen saya. Kata-kata
sederhana, tapi penuh makna.
Setelah kurang lebih dua tahun tidak bertemu, akhirnya kami
sempat bertemu lagi.
Jika saya menulis tentangnya hari ini, ini bukan karena dia
sudah sukses, tapi ini adalah langkah awal dia.
Menurut saya, orang yang bisa membakar semangat, memberi
inspirasi, membuka pola pikir, selain ayah saya, ya dia!
Ga tau ide-ide berlian , kata-kata mutiara yang ia muntahkan
dapet dari mana, tapi setiap kami bertemu dan berbincang-bincang, saya merasa
seperti baru diisi bensin. Saya selalu semangat lagi melihat cita-cita saya.
Mungkin bohong kalo saya bilang ga tau. Dia bisa sebijak itu
saya yakin karena banyak membaca buku. Betapa buku memberi banyak sekali
pengaruh terhadap dirinya.
Oke, dia mungkin saat ini tidak kuliah, tapi dari matanya,
dari cara bicaranya yang penuh rasa optimis, penuh rasa percaya diri, saya bisa
merasakan cita-cita yang besar yang terus mencambuk dirinya, mengikis dirinya,
dan kelak akan membentuk dirinya menjadi seseorang yang besar.
Andreas Ardi Pradana.
Seseorang yang saya kenal sejak saja lulus SMA. Setiap tahun dirinya selalu
berkembang dan memiliki banyak perubahan, kecuali dalam hal... cinta.
Seseorang bisa optimis, selalu positif, selalu bisa mengontrol
emosi, menenangkan pikiran dalam banyaknya lika-liku kehidupan ternyata (pernah)
gagal mengontrol hatinya.
Bayangkan, kurang lebih tiga tahun ia hidup dalam
bayang-bayang seorang wanita tanpa bisa berkembang.
Banyak hati yang mesti terluka karena menjadi pelampiasan
kekecewaannya.
Tahun 2014 ini, saat kami bertemu, dengan semangat ia
bercerita bahwa ia sudah mengalami move-on
nya, setelah tiga tahun ia hanya hidup dengan suasana ‘terjebak nostalgia’
(lagu Raissa dong?).
Awalnya saya tidak percaya ada orang sinting yang susah move-on dari pacarnya, ada orang pintar
jadi bodoh karena cinta. Tapi setelah melihat teman saya ini, terlebih dengan
adanya kasus Ade Sarah yang dibunuh dan dibuang di tol Bintara, dan juga
kasus-kasus pembunuhan dan penyiksaan karena susah move-on lainnya, saya jadi percaya kalau cinta seringkali bisa
bikin orang jadi stupid.
Seseorang pernah bilang pada saya, saat kita masih muda
seharusnya kita menikmati masa-masa muda kita untuk mengenal lawan jenis.
Sekalipun kita pacaran, kita tidak boleh terikat untuk tidak berteman dengan
lawan jenis kita. Sekalipun kita pacaran dan kemudian putus, kita harus mudah
beradaptasi dan menghapus rasa sakit itu dan pindah ke.... hati berikutnya.
Kalau hanya terjebah dalam satu orang, yang setelah putus
melupakan kita, dimana ternyata orang tersebut juga belum tentu jodoh kita,
bagaimana mungkin kita bisa menemukan seseorang yang sudah diciptakan Tuhan
untuk mendampingi kita?
Tapi meskipun kekuarangannya itu, saya akui saya bangga
sekali dengan teman saya yang satu ini.
Saya selalu merasa nyaman berbincang-bincang dengannya
tentang kehidupan, tentang cita-cita.
Saat saya bertemu dengannya, saya rasanya ingin bertemu
Tuhan dan mengatakan ‘Tuhan, Tuhan harus
lihat dia. Tuhan harus membentuk dia lebih keras lagi. Dia layak Engkau jadikan
seseorang yang luar biasa. Dia layak Engkau jadikan besar. Pahat dia seperti
batu yang akan dijadikan patung yang mahal, Asah dia seperti kapak yang akan
digunakan untuk memberi penghasilan yang banyak. Dia layak menerima berkat Mu
itu. Saya percaya dia layak.’.
Kamis, 13 Maret 2014
Minggu, 09 Maret 2014
Hal Indah, Tak Selamanya Indah
Kuliah dijurusan
Broadcast membuat aku mengerti, tidak selamanya hiburan menyenangkan. Tidak
selamanya sesuatu yang menyenangkan terasa menyenangkan.
Aku mulai
berfikir. Apakah pembuat makanan terenak di dunia akan merasakan makanannya
enak jika ia membuat sambil mencobanya setiap hari? Mungkin ia akan membuatnya
sambi muntah-muntah dan mulai berpikir ‘Ah, betapa beruntungnya orang yang bisa
merasakan makanan ini enak’. Lalu bagaimana dengan penjaga atau tukang
bersih-bersih di pantai Kuta. Saat semua orang mendambakan tempat tersebut
untuk berlibur, apakah mereka masih melihat tempat tersebut sebagai sesuatu
yang indah?? Aku rasa hati mereka berteriak ‘Aku butuh suasana baruuuu!!!!’.
Sayangnya
saat ini hal sejenis itu terjadi padaku. Saat aku masuk jurusan broadcast, aku
mendambakan belajar sambil bermain, bekerja sambil berlibur. Namun sayang saat
ini bermain dan berlibur dengan media ternyata pemikiran aku itu salah.
Orang biasa
bilang ‘Ah, enaknya bekerja di TV ketemu artis setiap hari. Ah enak bekerja di
TV, keluar terus ngeliput terus, tidak dikantor saja.’. Weell sekarang aku
malah berpikir, ‘Ah, enaknya orang akuntan atau dokter yang hanya duduk didalam
ruangan dan mengerjakan pekerjaan yang sudah pasti ia kerjakan’.
Ya... Dalam
duniaku tidak ada yang pasti. Seblan magang disalah satu televisi, baru magang
saja aku sudah merasa segala sesuatu tidak ada yang pasti. Besok kemana,
ngapain ga tau. Sementara saat ngeliput ga boleh kepala kosong, harus selalu
tau info-info yang akan diliput. Bagaimana bisa tau infonya kalo besok ga tau
mau liputan kemana? Ya jalan satu-satunya update SEMUA informasi setiap hari.
Saat orang-orang bisa bebas menonton TV, baca koran dengar radio kapan saja ia
mau, info apa saja yang ia butuhkan, sepertinya itu tidak berlaku denganku. Aku
harus membaca koran, nonton tv, denger radio kapan saja, info apa saja, tanpa
terkecuali.
Ah, ini
bukan curhat, bukan penyesalan. Jika kalian merasakan aura kemarahan saat
membaca beberapa kalimat diatas mungkin aku sedang merasa jenuh. Ini jalan
sudah aku pilih. Aku menyukainya, aku menyayanginya. Aku bahagia dan merasa
hidup didunia ini. Aku merasa bebas tanpa terkecuali.
Aku bangga
menjad mahasiswi broadcast yang bisa melihat banyak hal, merasakan beribu hal,
dan bekerja dengan ketidak pastian. Aku bahagia menjadi anak broadcast, dan
bisa melayani banyak orang melalui karya-karyaku, emlalui pekerjaanku.
Mengapa?
Bukankah mengeluh tidak akan memperbaiki sedikitpun hidupmu?
Lalu mengapa manusia mengeluh? Mengapa sifat mengeluh itu
bisa ada di muka bumi ini?
Bukankah takut tidak akan memperbaiki keadaanmu?
Lalu kenapa ketakutan harus tercipta di tengah-tengah
manusia?
Mengapa kita tidak membiarkan semuanya berjalan apa ada nya,
mengerjakan segala sesuatu dengan maksimal, selanjutnya menyerahkan pada tuhan
yang akan menyempurnakannya sehingga menghasilkan sesuatu yang sempurna.
Mengapa pikiran negatif harus ada dalam kepala kita?
Mengapa harus ada bahasa indonesia “jangan-jangan, misalkan,
kalau saja, bagaimana’ semua kata-kata keraguan yang menyiksa diri kita
sendiri.
Mengapa mahasiswa tingkat akhir harus takut, gelisah,
stress..
Langganan:
Postingan (Atom)
Categories
Diana Lidya Ekaputri. Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Tanggal 13 Juni 2012, saya ulang tahun yang ke-20. UYEEEYY... Saya bersyukur sama Tuhan yang sangat baik mengizinkan saya bisa m...
-
Budiman VS Primajasa Tidak bermaksud promosi atau mengiklankan sesuatu. Hanya ingin sedikit berkomentar dan memberikan penilaian. Menu...
-
Hallo Uda, Uda masih inget ga yaa sama aku? Aku masih inget janji uda mau behel gigi aku. Dan karena janji uda itulah, samp...
Contact Us
PAPI - MAMI
LATEST POSTS
-
Okeee deh. Setelah kemarin berhasil menulis beberapa cerita tentang temen-temen calon orang sukses , antara lainnya Susi, Devi, Cindy, da...
-
Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Saya belajar banyak bagaimana menyayangi adik saya dari para-para kakak yang luar b...