Keiji (part 3)

Kemarin saya baru curhat sama sahabat saya Keiji.

Dia perhatian banget sama saya.. Bahkan terlalu setia mendengar semua cerita saya. Sampai-sampai sangkin puasnya saya bercerita dengan Keiji, saya jadi males cerita-cerita sama orang lagi..

Saya : Keiji, tau ga sih. Udah ga paham lagi gue sama hidup gue . Kemarin tugas banyak banget , meledak bertubi-tubi bagaikan bom yang siap membuat gue menjadi keping-keping kapan saja. Belum lagi rapat sana sini yang menyita waktu tiduur, dan sejuta aktifitas yang membuat gue jadi ga bisa pulang ke rumah tercinta.

Hari Minggu juga pelayanan, jadi ga bisa pulang juga. Sadis dan parahnya jumat sabtu juga kuliah! Bagaikan dapat mimpi buruk tau ga smester ini.

Waktu tidur kurang, makan ga teratur, mata udah ga jelas kayak panda. Dan setiap malam galau karena kangen sama semua yang ada di bekasi.

Keiji : Tapi, apakah kamu tidak bersyukur? Semua ini pilihan. Hidup ini keputusan. Seandainya kamu ga kuliah, apakah kamu akan merasakan hal seperti ini??

Oke, sekian dulu potongan cerita bersama Keiji yang rada ga jelas ii. Meski singkat dan agak berantakkan, 1 yang mau gue bilang ke temen-temen, ketika kita mengeluh suatu hal, coba cari sisi positifnya. Misalnya, ketika benci sama dosen dan tugas yang hampir membunuh, pikirkan, apakah kalau kamu ga kuliah kamu akan merasakan semua itu? Lantas mengapa kamu kuliah jika tidak mau mengalami semua itu?

Holliday (episode 3)

Kerinduan saya pada Taman Mini Indonesia Indah, membuat saya jadi ingin menulis tentang tempat itu.

Terakhir saya kesana bulan puasa kemarin, sehingga suasana disana sangat sepi dan hampir seperti kota mati.

Namun justru saat sepi itu saya bisa lebih menghayati keindahan tempat itu. Mungkin banyak tempat yang seperti Taman Mini yang belum pernah saya kunjungi, namun yang saya tau, saat saya berada di sana, saya merasa semakin bangga dengan Indonesia, yang kaya akan banyak suku, dan budaya.

Bangunan-bangunan rumah daerah yang dibangun semirip mungkin dengan bentuk aslinya membantu saya yang sekalipun bukan anak kecil lagi, jadi kembali belajar mengenal kekayaan yang dimiliki oleh negara saya ini.

Saat sata berada di rumah adat batak toba, saya jadi merasa merindukan samosir. Jadi teringat di Samosir ada rumah panggung dan dimana di bawah rumah tersebut ada hewan-hewan peliharaan.

Jadi pengen kesana lagi.. Terakhir saya kesana waktu kelas 4 SD.

Sebenarnya, saya bingung ketika anak-anak zaman sekarang lebih suka pergi ke mol dari pada ke tempat seperti museum. Bukankah akan lebih asyik kalau kita belajar sambil berlibur?? Senengnya dapet, ilmunya juga dapet.

Sedih juga, dulu waktu pergi sama keluarga ke Taman Mini, saya hanya menikmati jalan-jalannya saja, saya kurang mendapat ilmunya. Baru sekarang saya mengerti tujuan di buatnya Taman Mini..

Buat temen-temen yang suka foto-foto, saya rasa pemandangan disana cukup bagus untuk dijadikan tempat hunting foto.. 

Pokoknya, kalau saya ada liburan nanti, saya akan pergi kesana lagi untuk kembali menghayati sebagian kecil kekayaan Indonesia ini.

Terimakasih ya yang sudah membaca tulisan ini...

Komengs ??

FB : http://www.facebook.com/diana.sitanggang

twitter : @dianalidiia

Diary Kecil

Ini adalah hectic day’s bagi saya. Dimana saya mendapatkan banyak kegiatan, banyak teman, banyak pembelajaran, banyak pengalaman, dan banyak TUGAS DARI DOSEEENN!!

Saya mulai belajar bagaimana membagi waktu , bagaimana bersabar, dan memilih keputusan.

Dan yang harus di korbankan adalah ‘ga bisa pulang kerumah’ sesering dulu lagi.

Tapi seneng, tapi bahagia, dan saya merasa lebih hidup.

Hari Minggu , saat di gereja nanti saya mau bersyukur sama Tuhan atas kesempatan indah dari Tuhan , karena saya telah di berikan kesempatan menikmati masa-masa kuliah. Merasakan suka dan duka merantau.

Ketika saya mendapatkan masalah.. Tuhan kasih berbagai macam ‘clue’ untuk saya menyelesaikan masalah saya.. Dan sekarang saya sadar betul, setiap yang saya hadapi semua bertujuan untuk lebih lagi mendewasakan pikiran, tingkah laku, dan iman saya.

Dan selain Tuhan, tentu saja ada papi dan mami, serta teman – teman yang selalu mendukung dan membangkitkan saya ketika saya terjatuh.. Mereka adalah orang-orang luar biasa yang dianugerahkan Tuhan pada saya..

Di tengah kesibukkan, perlahan saya mulai bisa mengontrol rasa sedih dan rindu saya pada suasana rumah..

Karena saya merasa, yang saya lakukan sekarang adalah sebagian dari ibadah.. 

Saya merasa mubazir kalau tidak menjalaninya sementara sudah bayar mahal.. Merasa menyia-nyiakan pemberian Tuhan yang begitu besar ini...

Sedikit gambaran hati, potongan lirik lagu A new world yang sedikit di modif..

It’s strange, it’s a new, new world
It’s loud, it’s a hectic world
And I miss my home, I miss myself, I miss my pet, I miss my pillow, I miss my amazing bed room..,,
And I miss MY FAMMILY......

SEMUA SAMA !!

Pada dasarnya, bagian tersulit dalam menjalani sebuah organisasi adalah mempertahankannya..

Ketika organisasi itu kecil, dan dipandang sebelah mata oleh orang lain, mereka akan berusaha maju dan menunjukkan pada banyak orang kekompakkan mereka, supaya mereka bisa di pandang oleh orang lain.

Namun ketika mereka sadar mereka mulai berkembang, disitulah banyak dari anatar mereka terlalu cepat puas, dan membuat organisasi itu lebih terpuruk dari sebelumnya.

Sebenarnya  permasalahan D3 dan S1 harusnya tidak lagi menjadi masalah dalam suatu organisasi. Ga perlu ada geng D3, dan ga perlu ada geng S1.

Tapi, faktanya..

Anak-anak D3 masih sering dipandang sebelah mata oleh mereka kebanyakkan. Sekalipun didepan mereka manis.. Sekalipun didepan mereka tersenyum, tapi di belakang, ternyata mereka masih risih, dan asing dengan anak-anak D3.

Sebenarnya.. S1 dan D3 sama kok.. Sama-sama belajar, sama-sama mencari ilmu.. Yang membedakan hanya waktu, gelar dan (mungkin) cara belajar. Sebagian tugas kami juga banyak yang hampir sama dengan anak-anak S1.

Anak D3 bukan berarti bodoh, dan anak S1 juga belum tentu pintar-pintar. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Rejeki orang memang berbeda-beda.. Jalan hidup orang memang berbeda-beda.

Bersyukurlah kalian bisa menjalani kuliah di S1, dan kami bersyukur bisa menjalani masa kuliah di D3.

Eh, banyak loh saudara dan teman-teman kita yang ga punya kesempatan untuk kuliah, apa kalian masih mau meremehkan mereka juga?

Cinta, adalah Harta Terbesar..

Tuhan berikan aku harta yang berlimpah, dan aku bersyukur..

Dan kau perlu tau teman.. Harta yang ku miliki, sebenarnya telah kau miliki juga.

Hanya saja, selama ini kita memandangnya kecil.. sepele.. dan tidak menarik..

Tuhan berikan kita cinta..

Ayah ibu yang kita cintai dan (pastinya) mencintai kita..

Saudara yang kita cintai dan (tentunya) mencintai kita..

Teman..

Sahabat..

Guru..

Pacar mungkin??

Dan banyak orang..

Pernah kah kita bersyukur sekali untuk setiap perhatian yang diberikan oleh mereka yang mencintai kita? Bisakah kalian bayangkan jika mereka tidak ada dalam hidup kita??

Semua akan berebeda..

Sering kali kita mengeluh, dan kesal kepada mereka..

Kita katakan pada dunia, mereka tidak mencintai kita, dan kita benci mereka..

Itu salah besar!!

Sekalipun itu orang tua kita, mereka pasti memiliki banyak perbedaan dengan kita.

Tidak ada di bumi ini manusia yang memiliki kesamaan persis dalam segala hal.

Salah satunya cara.

Cara mereka mencintai kita..

Cara kita mencintai mereka.. PASTI BERBEDA!!

Dan jika suatu hari nanti ternyata benci dan kesal itu tumbuh dalam hatiku kepada mereka yang mencintai dan aku cintai itu.. Akan ku tanya pada diriku.. Apa jadinya jika mereka tidak ada dalam hidupku..?

Putri, Gadis Kecil Berhati Besar

Sebut saja namanya Putri. Karena saya ingin kalian membayangkan dia sebagai seorang putri dengan apapun keadaannya yang akan saya ceritakan. 

Apakah kalian penasaran?

Suatu hari (entah kapan), teman saya Yasha Nomiva pergi ke suatu daerah bernama Cilacap.

Apa kalian tahu nama daerah itu? Jujur, saya tidak tahu nama daerah itu.

Tapi saya tertarik dengan ceritanya tentang seorang anak yang akan kita  panggil Putri.

Saat ini, Putri sedang duduk di kelas 3 SD. Didaerah tempat dia tinggal sekarang, ia adalah satu-satunya anak Papua yang medhok atau memiliki logat khas Jawa.

Dia tidak sama dengan keadaan yang sekarang ia anggap orang tuanya. Apakah kalian mengerti maksudku?

Putri , gadis yang imut ini sebenarnya berasal dari Papua. Ia anak terakhir dari 17 bersaudara. Seharusnya, orangtua kandung Putri memiliki 20 anak, dan bisa jadi Putri anak ke 20 itu. Tapi sayang, sampai sekarang yang bisa bertahan hidup hanya 17 anak.

Tentu saja, dengan jumlah anak yang cukup banyak, dan keadaan ekonomi yang kurang baik, Putri menjadi tidak terurus atau bisa dibilang terlantar.

Cerita ini, Yasha dapatkan sebagian dari Putri, gadis imut ini. Menurut Yasha, bertanya pada gadis kecil ada kode etiknya, sehingga info yang didapatkan pun tidak bisa sebanyak kalau kita ingin mengenal kisah seseorang yang sudah dewasa.

Orang tua angkat putri sekarang, pernah mengikuti kegiatan LSM. Saat sedang melakuakn kegiatannya, tanpa sengaja mereka bertemu dengan keluarga Putri. Kurang lebih saat itu Putri berumur 3 tahun. Dan karena kasihan melihat keadaan gadis kecil ini, sepasang suami istri ini memutuskan untuk mengangkat Putri sebagai anaknya.

Waktu Yasha bertanya apa cita-cita Putri, ia mengatakan ia ingin menjadi MODEL!

Saya salut dengan gadis kecil ini. Kebanyakkan anak-anak kalau kita tanya mau jadi apa pasti jawabnya mau jadi dokter, astronot, pilot, dll. Tapi unik sekali gadis ini ingin menjadi model.

Gadis kecil berkulit hitam manis ini memang sangat senang bergaya didepan kamera seperti yang bisa kita lihat di foto.

Kata-kata Yasha yang sangat menyentuh hati saya, saat putri mengatakan ingin menjadi model adalah “Suatu hari nanti, ketika itu terwujud, inget ya kamu pernah menjadi model kakak sebelumnya..”.

Selain suka bergaya di depan kamera, Yasha juga bilang, bahwa Putri memiliki suara yang indah, dan ia suka menyanyi.

Teman-teman.. Ketika kita lahir sempurna, memiliki orang tua, adik, dan bisa berada di tengah-tengah mereka, sering kali kita menganggap itu hal yang biasa aja. Bahkan terkadang kita menuntut lebih tanpa mensyukuri hal itu. Kita protes sama Tuhan, kenapa kita punya orang tua begini, kenapa mesti bersaudara sama dia, dll. Tanpa kita sadari, diluar sana banyak saudara kita yang memiliki kerinduan untuk bisa berkumpul bersama keluarga mereka.

Seperti biasa, kritik dan saran bisa disampaikan ke fb saya Diana Lidya Ekaputri Sitanggang atau email saya : diana.sitanggang@gmail.com

Pencerita : Yasha Nomiva (http://facebook.com/yasha.nomiva )