Ya eksislah.. Mobil ada.. Teman-temanku itu pada sering
numpang sama aku. Yaaa.. Mungkin ga sedikit dari mereka yang dekat dengan aku
karena kekayaanku. But, who’s care? Hahaha.. Yang pentingkan keadaanku ga
meprihatinkan seperti anak pemurung yang duduk sendiri di kelas tanpa ada yang
menyapa tanpa ada yang mnemperhatikan.
Kemana-mana aku tidak pernah sendiri. Ga ada deh yang
menolak kalo aku minta temenin jalan. Siapa sih yang ga suka di traktir?
Sahabatku juga ada lima orang. Grace, Maria, Lina, Boy, Rian, Dan Keisha itu
orang yang sangat care dan selalu ada disisiku.
Well.. Aku memang orang paling beruntung di dunia. Paling
berbahagia. Aku yakin semua iri melihat kepandaianku dalam bergaul. Link ku ada
dimana-mana. Maklum anak Fikom kan memang harus pinter bergaul. Hahaha..
Namun semua itu sekarang menjadi kenangan manis. Menjadi
mimpi buruk. Tiba tiba semua sirna, ternyata semua hanyalah KHAYALAN.
Dua hari yang lalu, aku berlibur bersama teman-temanku. Kami
rame-rame ke Puncak mengendarai sepeda motor. Entah mengapa kejadian itu harus
terjadi. Jalan yang licin membuat motor yang kukendarai tergelincir dan jatuh
dengan tragis. Aku tergeletak dengan posisi motor menimpa kakiku. Kenalpot
yang panas membakar kulitku. Namun sakit tidak kusadari, dan kesadaranku pun
menghilang.
Saat bangun, yang aku lihat adalah tembok berwarna putih.
Orang tuaku menangis disampingku sambil berdoa. Kaki kananku mati rasa. Aku
panik ‘mengapa aku tidak dapat menggerakkan kakiku??’. Badanku sakit. Dan yang
terpenting aku tidak melihat teman-temanku.
Kemana mereka? Seminggu, dua minggu, sampai aku keluar dari
rumah sakit, mereka tidak juga terlihat.. Apa mereka sibuk? Oh ia, mungkin
mereka sibuk dengan tugas kuliah mereka..
Hari yang ku tunggu tiba. Akhirnya aku bisa kembali ke kampus
meski dengan keadaan berbeda. Aku dengan kursi rodaku. Aku ke kampus bersama
sopirku. Tentu saja orangtuaku tidak akan mengantarku, mereka terlalu sibuk
dengan pekerjaan mereka.
Sampai di kampus. Aku bertemu dengan Keisha. “Hai Ren, udah
sembuh yaa? Maaf ya ga sempet jenguk, lagi banyak ugas nih Ren.. Yang sabar ya
Ren, gw yakin kok semua ada hikmahnya.” Ucap Keisha sambil menepuk bahuku. “Eh
sorry, udah mau kelas nih, gw duluan ya Ren”. Kemudian ia berlalu.
Bukan salah dia..
Reaksi empat temanku lainnya tidak jauh dari situ.
Mengapa..? Ada yang memalukan dariku??
Aku begitu kehilangan. Kehidupanku berubah seiring dengan
hilangnya kakiku.
Aku tak bisa lagi diajak bermain, aku tidak bisa lagi
jalan-jalan, dan aku tidak bisa lagi lincah seperti dulu. Sekarang aku
menyusahkan. Hanya sedikit orang yang mau berteman denganku, dan itupun mungkin
karena kasihan. Teman-temanku yang eksis di kampus mulai meninggalkanku dan
berbeda dunia denganku.
Sampai akhirnya aku sadar dari sebuah ayat yang ku baca..
Yohanes 15
15:15 Aku tidak menyebut kamu
lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku
menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala
sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
Sekarang aku sadar, di dunia ini tidak ada persahabatan yang
lebih setia dibanding persahabatan dengan Yesus. Lebih indah, tulus dan apa
adanya.. Tuhan yang lebih tinggi dari kita sebenernya ingin bersahabat dengan
kita , namun selama ini kita telah memilih jalan bersahabat dengan dunia.
Mungkin kecelakaan ini jalan Tuhan untuk menarikku menjadi
sahabatnya.
Dan aku bisa terima keadaanku dengan ikhlas, dan membuka
diriku untuk bersahabat deng Yesus.
Mantab Broo************************************
BalasHapus