Sudah beberapa minggu
Mami tidak bersama kami. Ia harus pergi ke Medan untuk memperjuangkan sesuatu
yang akan menyelamatkan hidup kami. Air mata dan lelah ia alami berulang kali.
Mami bukan hanya Ibu seperti Ibu lainnya, Mami adalah malaikat, Mami adalah
pahlawan bagi kami.
Selama itu pula aku
menyadari betapa luar biasanya peran Mami dalam hidupku. Sebulan tanpa mami
hidup kami menjadi kacau, berantakkan. Selama ini kami selalu berpikir Mami
akan selalu bersama kami. Tapi sekarang Tuhan seperti membuka mataku bahwa Mami
tidak selamanya ada!
Lalu bagaimana
nasibku kalau Mami tidak ada? Apakah aku siap?
Beribu kejadian aku
alami dan membuat aku mengerti betapa lelahnya Mami merawat kami selama ini.
Dari lupa matiin
mesin cuci sehingga rumah banjir karena air mesin cuci yang terus menyala.
Rumah hampir terbakar, karena ketika masak aku meninggalkan kompor, Tidur bersama
nyamuk sepanjang malam karena lupa menutup jendela. Roti habis dimakan tikus
karena lupa menyimpannya. Tidak masak, jarang makan, rumah berantakkan lebih
parah dari kapal Titanic (menurut papi), dan semut dimana-mana.. betapa berantakannya
kami tanpa arahan Mami..
Setelah apa yang aku
alami beberapa hari ini, aku jadi merasa bersalah suka malas membantu mami. Aku
menyesal dan berjanji pada diriku sendiri akan membantu mami bekerja mengurus
rumah.
Mungkin Mami cuman
ibu rumah tangga. Hanya itu yang bisa ia kerjakan. Namun ia mengerjakan semua
itu dengan penuh cinta sebagai wujud kasih sayangnya kepada kami. Kami sangat
sayang pada Mami, dan kami berdoa, supaya Mami diberi umur panjang, agar kami
(anak-anaknya) sempat membahagiakannya, sedikit membalas pengorbanan Mami
kepada kami.. Karena sesungguhnya berapa besarpun kami berikan pada Mami apa
yang Mami perbuat selama hidup kami TAK AKAN PERNAH TERBALAS.
Mantab Broo************************************
BalasHapus