My Live, My Love, My Story

Minggu, 03 Oktober 2010

Kepercayaan

Wajah Clara terlihat berseri. Hari yang sudah lama ia tunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Ia terharu sekali, karena setelah sekian lama bertahan dan menunggu serta berharap, ia berhasil mencapai impiannya.
Hari ini, Clara akan mengucapkan janji sehidup semati dengan seorang pria. Di tengah badai kehidupannya, ia merasa bersukur karena masih diberikan kesempatan untuk berbahagia. Setelah selesai berdandan, Clara seorang gadis yang tumbuh ditengah-tengah keluarga yang berkecukupan itu keluar dari ruangan rias. Ia menjumpai seorang pria yang sudah mengenakan jas hitaM dengan dasi. Dan ia terlihat gagah. Pria itu bernama Tora.
Tora sendiri adalah seorang pria yang berasal dari keluarga yang hidup secara pas-pasan. Awalnya keluarga Clara tidak menyetujui hubungan Clara dengan Tora. Namun karena kekerasan Hati clara, dan karena ketidak putusasaan Clara untuk menggapai cintanya dengan Tora.. Akhirnya keluarganya mengalah dan bersedia menerma Tora walau dengan terpaksa. Clara tersenyum manis pada pria yang sekarang berada didepannya.. andai kau tau.. ditengah pergumulan hidupku.. ditengah perjuanganku melawan maut yang tak lama lagi meghampiriku, aku bersyukur bisa menjalankan sisa hidupku dengan memiliki suami sepertimu..
Kini tanpa terasa sudah dua tahun berlalu sejak setelah pernikahan mernikahan mereka. Dan ternyata semua kembali seperti keadaan awal, orangtua Clara yang tak menyetujui pernikahan itu, mereka sangat meremehkan Tora. Betapa sakit hati Tora.. Clara anak terakhir, ia punya kakak bernama Desi, dan kakak ipar bernama Yudi. Hanya mas Yudi yang bisa mengerti keadaan Tora, sebab kejadian pernikahan Desi dan Clara tidak beda jauh, Yudi juga berasal dari keluarga sederhana. Namun sekarang kehadiran Yudi ditengah-tengah keluarga besar Clara dan Desi sudah bisa diterima, jarena perjuangan Yudi sebagai Photografer, dan ia bekerja keras membuat ia terkenal dan berpenghasilan cukup.

Tora yang sangat sedih karena keberadaannya tidak dianggap oleh keluarga Clara , ia mencoba belajar dari pengalaman Yudi, dan ia bertekad membuat kehadirannya dapat diterima oleh keluarga Clara.

Sebenarnya kehadiran Tora adalah semangat untuk hidup Clara. Clara mencintai Tora apa adanya, baik buruk maupun baiknya. Tapi pandangan Tora berbeda, Tora sangat memikirkan harga dirinya, ia sangat ingin keluarga Clara memandangnya, dan menganggapnya.
Dari dua tahun pernikahan Tora dan Clara, lahirlah seorang anak laki-laki yang bernama Kevin.
Ketika kevin berumur 1 tahun, Tora memutuskan untuk pergi sementara, dan mencari jati dirinya. Karena ia takut rencananya gagal apabila melihat Clara sedih, dan mencegahnya, ia pergi dengan meninggalkan sepucuk surat.

Ketika Clara terbangun dari tidur malamnya, ia tak mendapati Tora disebelahnya. Betapa terkejutnya ia saat itu. Biasanya suaminya bangun siang, dan apabila ia bangun duluan, ia pasti tidak keluar kamar melainkan bermain bersama Putranya. Tapi Clara berpikir Tora hanya sedang keluar kamar dan berjalan-jalan. Clara melihat Kevin tertidur pulas di Box bayinya. Dan dengan hati-hati Clara berjalan kemeja riasnya untuk menyisir rambutnya yang kusut. Dan ketika ia menemukan selembar kertas yang terlipat rapi, dengan penasaran, ia segera membukanya..

Clara istriku yang tersayang. Maafkan aku harus meninggalkanmu saat ini. Tapi percayalah padaku, aku pasti akan kembali sebelum anak kita sekolah. Aku yang akan menyekolahkan dia. Aku akan membahagiakan kalian berdua. Aku hanya pergi untuk semntara saja. Aku hanya ingin mencari jatidiriku. Aku ingin keluargamu memandangku.. Aku ingin menunjukkan bahwa aku suami yang pantas untukmu, bahwa aku layak diterima dikeluargamu. Aku percaya kamu bisa menjadi ibu yang baik bagi Kevin, dan aku percaya kamu bisa kuat brtahan membesarkannya walau sementara ini hanya sendirian. Percayalah.. Aku pergi hanya semnetara, aku akan kembali, dan kita akan membangun keluarga kita kembali..
_tora_

Clara menangis mebaca surat dari Tora. Ia merasa tidak cukup kuat untuk membesarkan Kevin sendirian. Ia bingung, apakah ia harus kembali meminta tolong orangtuanya? Tapi itu bisa membuat rasa benci orangtuanya samakin besar..T api akhirnya pilihan itupun dijalankan oleh Clara dan ia kembali kerumah orangtuanya.
Seperti dugaan Clara, orangtua Clara semakin benci pada Tora. Betapa benci mereka pada Tora. Namun mereka bersedia tetap menjaga Kevin.
Tiga tahun sejak kepergian Tora. Dan sampai saat ini kabar kemana Tora pergi, dan kabar keadaan Tora tak juga didapat oleh Clara. Sementara ituClara yang sebelum menikah sudah mengidap peyakit kangker otak, sekarang penyakitnya semakin parah. Rambutnya mulai rontok, dan sekarang penyakitnya sudah sampai stadium dua.

Berita kepergian Tora meninggalkan istrinya sampai keseluruh telinga saudara-saudaranya dan juga teman-temannya Clara. Clara sebenarnya malu hidup tanpa suami selama tiga tahun. Banyak orang menyuruh Clara menikah lagi agar ada yang mengurusnya dengan kasih sayang. Tapi begitu kuat kepercayaan Clara pada Tora bahwa ia akan kembali, dan mereka akan membangun keluarga yang harmonis.

Tiga tahun itu berlalu, dan sekarang Clara lebih sering terbaring ditempat tidurnya. Ia divonis hidup tinggal 5 bulan lagi. Sebenarnya ia sudah disuruh dokter untuk mengikuti pengobatan, yaitu dikemo trapi. Namun ia menolak. Begitu keras ia menolak, bahkan bujukkan dari orangtua, dan saudara-saudaranyapun tak dapat meluluhkan hatinya yang keras itu.

Sepanjang hari ia selalu bersedih. Karena diumurnya yang sedikit itu Tora tak juga kembali, bahkan memberi kabarpun tidak. Setiap malam, ia hanya mengurung diri dikamar sambil menangis. Tuhan.. berikan aku umur lagi.. berikan aku kesempatan untuk bertemu Tora.. Doanya tiap malam dengan harapan ia masih diberi waktu untuk bertemu suami yang ia kasihi.
Tora sudah berhasil kini. Ia membangun toko butik dan tokonya itu menjadi sangat laris. Dan uang tabungannya sudah sangat banyak. Suatu hari, sahabat Clara datang ke butik Tora. Dan betapa kagetnya ia ketika menenmui Tora disana. Keterkejutannya lebih lengkap lagi ketika ia tau bahwa Toralah pemilik Butik itu.

“Tor kemana aja lo slama ini?” Bentak Vina sahabat Clara pada Tora.
“Sory Vin, gw tinggal disini, Oh iy, gimana keadaan istri gw?” Tanya Tora berharap ia mendapat kabar yang menyenangkan.

“Lo itu suami yang gak bertanggung jawab!! Anak lo itu diurus sama mertua lo tau!! Istri lo itu sakit, kangker otak stadium 2! Dia divonis hidup tinggal lima bulan lagi. Dia gak mau ikut kemo terapi. Semua keluarga dia udah ngebujuk untuk ikut kemo terapi, tapi gak ada yang mempan, dia nunggu lo.. Mau kapan lagi lo ngebahagiain dia? Lo udah gak punya waktu banyak lagi Tor..” Oceh Vani pada Tora dengan suara gemetar.

Tora sangat terkejut mendengarnya. Ia merasa mendapat pukulan yang keras pada kepalanya. Ia merasa bersalah sekali pada dirinya.. Demi harga dirinya ia telantarkan keluarganya. Demi harga diri ia tak pernah membahagiakan anak istrinya. Dan demi harga dirinya ia tak pernah tau keadaan istrinya yang bahkan ternyata hidupnya tinggal 5 bulan lagi..
Akhirnya Tora dengan perasaan khawatir, takut bangga, sedih, menyesal datang kerumah mertuanya.. Tapi nihil yang ia dapat. Ia diusir oleh mertuanya itu. Dan bahkan ia tak mendengar dan tak menemukan Clara. Tapi ia tak pernah menyerah, ia terus mendatangi sanak saudara Clara, dan semuanya mengusirnya..

Akhirnya Tora teringat pada Mas Yudi kakak iparanya. Mas Yudi orang yang paling mengerti tentang dirinya..

Torapun pergi memutuskan untuk bertemu dengan Mas Yudi. Dan ternyata keputusannya tak salah, ia disambut baik oleh mas Yudi, dimana saat itu Desi, kakak Clara sedang bekerja..
“Mas, saya yakin, mas bisa mengerti posisi saya. Saya pergi bukan untuk bersenang-senang mas, bukan untuk selingkuh.. Saya pergi mencari jati diri saya. Dan saya udah berhasil mas, saya udah punya uang untuk sekolah Kevin, dan untuk hidup Clara. Mas saya harus ketemu Clara..”

“Tapi Tora, cara kamu itu salah loh, kamu harusnya kasih dia kabar.” Jawab mas Yudi lembut.

“ii.. ia mas, saya tau, saya salah mas. Maka itu ijinkan saya memperbaiki kesalahan saya dengan membahgaiakan Clara dan tak akan meninggalkannya untu kedua kalinya..”

Akhirnya mas Yudi memberi tahu, bahwa setelah penyakit Clara ini semakin parah, sekarang 

Clara tinggal di Villa milik keluarga yang berada di puncak bersama tante Lia adik ayahnya. Dia disana untuk ditenangkan agar tak terlalu banyak pikiran dan mungkin alasan lainnya agar tak bertemu lagi dengan Tora. Tora juga diberitahu oleh mas Yudi, bahwa Kevin sekarang sudah berumur 5 tahun, dan sudah bersekolah di TKB.
Setelah mendapat alamat Villa tempat Clara tinggal, Tora hari itu juga langsung segera menuju ke sana.

Sesampainya ia di Villa yang besar, tak berpagar itu, dan jauh dari keramaian, jauh dari jalanan umum. Ia masuk ke Villa itu. Ia mengetuk pintu masuknya.. Dan betapa terkejutnya ia melihat seorang wanita cantik yang keluar dari Villa itu untuk menyambutnya. Tubuhnya kurus, rambutnya masih panjang, tapi tak selebat dulu, tipis sekali. Wanita itu terdiam dan terlihat ekspresi kaget juga dari wajahnya.. Keduanya terdiam, tak ada yang memulai pembicaraan. 

Tora sangat terkejut melihat keadaan wanita itu yang tak lain adalah Clara.. istrinya..

“Cla.. Clara..” Ia mencoba menyebut nama wanita yang sekarang menutup mulutnya.. matanya mulai berair, ia seperti menahan suaranya.. Wajahnya memucat..
“Pergiiii…” Teriak Clara sambil mendorong Tora, dan memukul dadanya..
Tora tak pergi ia menahan pukulan Clara dan berusaha memelukanya..
“Clara.. dengerin aku dulu.. Clara tahan dulu emosi kamu..” Tora mencoba menenangkan emosi Clara..
“Pergi kamu.. Pergi..” Teriak Clara sambil menangis..
Tora memeluk Clara.. mendekapnya Kuat. Clara mencoba melawannya.. Namun ia tak punya tenaga yang banyak untuk melawannya. Ia menangis.. menangis.. dan menangis.. Tubuhnya melemas dan ia sekarang membiarkan dirinya terbenam dalam pelukkan Tora..

“Clara.. aku kesini nepatin janji aku.. Aku udah berhasil Clara.. Maavin aku udah lama ninggalin kamu dan anak kita. Aku disana bukan main-main. Gak sedetikpun aku menghianati kamu sayang. Dan gak sedetikpun waktu terbuang tanpa memikirkanmu. Aku minta maav karena gak bisa berada didekatmu ketika keadaanmu seperti ini.. Aku gak bisa membahagiakan kamu., Aku akan membayar semuanya mulai detik ini. Aku akan kasih cinta aku sepenuhnya buat kamu dan anak kita.. Aku akan kasih kebahagiaan yang belum pernah kukasih ke kamu..” Tora mulai menangis. Ia mempererat pelukannya pada Clara.
Tangan Clara mulai menggerak. Ia membalas pelukkan Tora dan memeluk pinggang tora. Ia seperti rindu tapi benci.. Ia juga memeluk tpra dengan kuat seperti ingin melepas rindunya yang sangat dalam yang terpendam selama empat tahun itu..
“Aku percaya kamu akan kembali.. Tapi ini terlalu lama Tora.. Berat sekali buat aku selama ini ngejalanin semuanya sendirian.. Hidup aku.. Hidup aku semakin singkat Tor.. Tapi.. sekarang aku bersyukur.. karena dihidup aku yang semakin singkat ini .. Tuhan masih kasih aku kesempatan jalanin hidup dengan kamu..” Balas Clara.
Ketika dua insane itu sedang melepas rindu, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh s mobil yang lewat didepan villa itu. Dan turun wanita tua, dan pria tua yang tak lain adalah orang tua Clara, dan seorang anak kecil yang sangat lucu, dan dengan lugu menatap Tora dan Clara. Ayah ibu Clara sangat marah dengan kedatangan Tora ke Villa itu. Tora berusaha menjelaskan semuanya. Namun Orang tua Clara tak juga mau mendengarkannya, bahkan tak memberi kesempatan Tora berbicara.. sampai akhirnya Putri mereka sendiri yang berbicara..
“Ayah , ibu..tak pernahkah kalian sadari, gara-gara kalianlah Tora pergi.. Dia pergi karena kalian tak pernah menganggapnya dan memandangnya.. Kenapa kalian tak menghargai usahanya? Aku mohon.. izinkan aku hidup dengan waktuku yang sedikit ini dengan keluarga yang sempurna.. keluarga yang lengkap.. Tora sangat berarti dihati aku, dan sepanjang hidupku tanpa dia, tak kalian rasakan kah aku begitu menderita menjalankan semuanya.. menjalankan hidupku ini..?”
Orangtua Clara terdiam. Ibu Clara menangis. Ia memeluk putrinya itu seolah menyadari kesalahannya.
“Maavkan kami nak.. kami memang merasakan penderitaanmu itu. Tapi kami tak pernah memandang masalah ini dari sisimu. Kami selalu memandangnya semata dari mata kami. Kami tak pernah menyadari perbuatan kami ini begitu melukai hati Tora.”

Ayahnya yang tergerak itu mendatangi tora dan merangkulnya. Lalu ia memeluk istrinya dan juga Clara.
“Mulai hari ini, kita adalah keluarga. Kita tak boleh berpisah. Dan ayah dan ibu tak akan mengulangi kesalahan ini kedua kalinya. Kita akan hadapi segala masalah hidup kita bersama-sama.
Dan mereka saling merangkul.
“Nak.. ini ayahmu.. ini papa..” Kata Clara pada anak kecil yang menangis terharu menyaksikan kejjadian itu.
“Papa..? Papa tora yang mama ceritain?” Tanya anak itu yang dijawab dengan anggukan kepala Clara..
“papa?” panggil anak itu.. lalu Tora menggendong anak itu… dan menciumnya berulang kali seolah meras kerinduan yang sangat amat dalam.. Dan sejak itu penyakit Clara ternyara mulai pulih. Dan setelah lima bulanpun ia masih bisa bertahan hidup. Ia membesarkan Kevin bersama suami tercintanya Tora. Dan mereka menjadi keluarga yang paling bahagia sedunia..
.TamaT

1 komentar:

  1. Hello, nice story, Diana...

    my blog here, http://yashanomiva.blogspot.com/

    BalasHapus

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Me ^^

Me ^^
I LOVE FIKOM UNPAD

UNPAD - Fikom

Diana Lidya Ekaputri. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

PAPI - MAMI

PAPI - MAMI
Mereka adalah orang yang paling aku cintai didunia ini.. Aku pasti akan membahagiakan mereka dan menempatkan mereka di kursi kehormatan !

LATEST POSTS

Recent Posts

TKD

PEJABAT

PEJABAT
Pelajar Mantab IPA Empat

TKD

TKD

Copyright © Diana Lidya Ekaputri | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com